Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin"

 Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Pembelajaran di tengah-tengah kemajuan teknologi dan kebebasan media sosial, pada satu sisi sangat memudahkan murid kompetensi dirinya namun pada sisi lain sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral dan etika murid, di butuhkan peran guru untuk mengambil sebuah keputusan dengan mengimplementasikan tiga unsur penting dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulodo (2) Ing madyo mangun karso (3) Tut wuri handayani. Ing ngarso sung tulodo, berarti bahwa seorang pemimpin (guru) haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya.

Yang kedua Ing madyo mangun karso artinya guru (pemimpin) harus bisa bersama- sama dengan teman sejawat maupun muridnya untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih baik, tentu di butuhkan sebuah keputusan pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan sehingga nantinya berpihak kepada murid,  guru juga dapat melakukan coaching terhadap teman sejawat dan muridnya sehingga potensi dari teman sejawat dan murid menjadi lebih berkembang dan nantinya dapat mengambil keputusan-keputusan yang tepat bagi dirinya.

Tut wuri handayani yaitu memberi kesempatan kepada murid untuk bisa maju dan berkembang, dengan  memberikan ilmu, nasihat dan wawasan lainnya sehingga nantinya murid mempunyai kompetensi dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Nilai-nilai yang ada pada diri kita sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan kita ambil, oleh sebab itu kita harus mengembangkan nilai-nilai kebajikan universal pada diri kita sehingga keputusan yang akan kita ambil nantinya dapat dipertanggung jawabkan, dan keputusan yang lahir adalah keputusan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan.

Pada materi pengambilan keputusan bila dikaitkan dengan Coaching, maka ketika seorang guru memutuskan untuk mengoptimalkan dirinya, teman sejawat maupun murid maka dibutuhkan keterampilan melakukan coaching , karena dengan coaching yang dilakukan dapat menemukan dan menumbuhkan motivasi murid dari dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik lagi.

Ketika seorang guru sudah dapat mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosionalnya maka keputusan yang akan di putuskan tentu akan mengedepankan hubungan yang baik dengan teman sejawat maupun dengan murid kemudian dengan pengendalian emosi yang baik akan melahirkan keputusan yang tidak berdasarkan emosi tapi keputusan yang bertanggung jawab.

Pembahasan kasus berkaitan dengan bujukan moral dan dilema etika akan mengasah kemampuan guru sebagai pemimpin pembelajaran, untuk dapat menentukan mana kasus bujukan moral dan mana kasus dilema etika dan nantinya dapat mengambil sebuah keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang ada pada dirinya.

Pengambilan keputusan yang tepat tentu berbasis kepada etika bukan bujukan moral, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan berpihak kepada murid, dengan demikian akan mewujudkan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika kadang kala akan mengalami tantangan dan kendala, nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat dewasa ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi.

Pendidik yang baik adalah yang bisa memutuskan bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dapat memerdekan murid, pembelajaran yang tepat bagi murid-murid kita yang mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda tentu dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sehingga kita dapat memfasilitasi bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Keputusan yang tepat dari seorang guru tentu akan mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya, ketika seorang guru telah memutuskan pembelajarannya berpihak kepada murid maka akan memaksimalkan potensinya dan menghantarkan murid-muridnya meraih masa depan yang lebih cerah, selamat dunia dan akhirat.

Kesimpulan akhir dari tulisan ini adalah seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memutuskan bagaimana dirinya menghadirkan proses pembelajaran yang dapat memerdekan dan berpihak murid dengan senantiasa menyajikan pembelajaran yang bisa memfasilitasi bakat dan minat sehingga potensi yang ada pada murid bisa berkembang sesuai kodrat alam dan zamannya.

Sejauh ini pemahaman saya mengenai dilema etika adalah sebuah kasus yang terjadi dimana nilai yang terkandung didalamnya sama-sama benar namun kita harus memutuskan dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusan yang kita lakukan dapat dipertanggung jawabkan dan berpihak kepada murid. Sedangkan bujukan moral adalah sebuah kasus yang merupakan kebenaran lawan salah, maka ketika kita menghadapi kasus seperti ini maka kita pilih keputusan yang benar, karena bujukan moral ini biasanya berakibat kepada pelanggaran hukum.

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan keputusan namun keputusan yang saya lakukan tidak diputuskan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah namun hanya berdasarkan suara terbanyak dan kadang hanya berdasar kata hati saja.

Modul yang sangat luar biasa dan sangat penting, mudah-mudahan nantinya ketika menghadapi kasus-kasus dilemma etika dapat memutuskan sesuai dengan  yang telah kami pelajari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TATA KRAMA

MODEL PEMBELAJARAN